Arti Penting Organisasi
Sejarah Organisasi
Organisasi mungkin
telah ada sejak ratusan tahun yang lalu, karena ruang lingkup organisasi yang
sangat luas, secara tidak sadar semua manusia sejak lahir sudah ikut dalam
organisasi, suatu organisasi dapat menjadi fokus sentral kehidupan seseorang
atau ia mungkin hanya merupakan pelayannya untuk sementara waktu. Sebuah
organisasi mungkin dapat besifat kaku, “dingin”, tanpa kepribadian, atau
kadang-kadang dapat menghasilkan hubungan-hubungan luwes dan bermakna bagi para
anggotanya.
Untuk sejarah
sendiri belum di ketahui secara pasti kapan terbentuknya organisasi, sutau
organisasi biasanya dianggap baru dimulai sebagai disiplin akademik bersamaan
dengan munculnya manajemen ilmiah pada tahun 1890-an, dengan Taylorisme yang
mewakili puncak dari gerakan ini. Para tokoh manajemen ilmiah berpendapat bahwa
rasionalisasi terhadap organisasi dengan rangkaian instruksi dan studi tentang
gerak-waktu akan menyebabkan peningkatan produktivitas. Studi tentang berbagai
sistem kompensasi pun dilakukan.
Setelah Perang
Dunia I, fokus dari studi organisasi bergeser kepada analisis tentang bagaimana
faktor-faktor manusia dan psikologi mempengaruhi organisasi. Ini adalah
transformasi yang didorong oleh penemuan tentang Dampak Hawthorne. Gerakan
hubungan antar manusia ini lebih terpusat pada tim, motivasi, dan aktualisasi
tujuan-tujuan individu di dalam organisasi.
Perang Dunia II
menghasilkan pergeseran lebih lanjut dari bidang ini, ketika penemuan logistik
besar-besaran dan penelitian operasi menyebabkan munculnya minat yang baru terhadap
sistem dan pendekatan rasionalistik terhadap studi organisasi.
Pada tahun 1960-an
dan 1970-an, bidang ini sangat dipengaruhi oleh psikologi sosial dan tekanan
dalam studi akademiknya dipusatkan pada penelitian kuantitatif.
Sejak tahun
1980-an, penjelasan-penjelasan budaya tentang organisasi dan perubahan menjadi
bagian yang penting dari studi ini. Metode-metode kualitatif dalam studi ini
menjadi makin diterima, dengan memanfaatkan pendekatan-pendekatan dari
antropologi, psikologi dan sosiologi.
Desain Organisasi Formal dan Informal
Pengertian / Definisi Organisasi Informal dan Organisasi
Formal
Argiyris mengemukakan empat bidang utama dimana bidang organisasi formal dan informal berbeda :
- Organisasi Formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
- Informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.
Argiyris mengemukakan empat bidang utama dimana bidang organisasi formal dan informal berbeda :
- Hubungan-hubungan antar pribadi. Hubungan-hubungan antar pribadi didalam organisasi formal digambarkan jelas, sedangkan dalam organisasi informal tergantung pada kebutuhan-kebutuhan mereka.
- Kepemimpinan. Para pemimpin dirancang dan ditentukan dalam formal serta muncul dan dipilih dalam informal.
- Pengendalian perilaku. Organisasi formal mengendalikan perilaku karyawan melalui penghargaan dan hukuman, sedangkan kelompok informal mengendalikan para anggota dengan pemenuhan kebutuhan.
- Ketergantungan. Karena kapasitas pemimpin formal terletak pada penghargaan dan hukuman, bawahan-bawahan lebih tergantung dari pada para anggota suatu kelompok informal.
Teori Organisasi
Teori organisasi adalah teori yang mempelajari
kinerja dalam sebuah organisasi, Salah satu kajian teori organisasi,
diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah organisasi menjalankan fungsi dan
mengaktualisasikan visi dan misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari
bagaimana sebuah organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang didalamnya
maupun lingkungan kerja organisasi tersebut.
Menurut Lubis dah Husein (1987) bahwa teori organisasi itu
adalah sekumpulan ilmu pengetahuan yang membecarakan mekanisme kerjasama dua
orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Teori organisasi merupakan sebuah teori untuk mempelajari kerjasama pada setiap
individu.
Dalam pembahasan mengenai teori organisasi, mencakup masalah
teori-teori organisasi yang pernah ada dan berlaku beserta sejarah dan
perkembangannya hingga sekarang. Yaitu meliputi teori organisasi klasik, teori
organisasi neoklasik dan teori organisasi modern.
- Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga teori tradisional, yang berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai dari tahun seribu delapan ratusan(abad 19) yang mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja sama.
- Teori neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori/aliran hubungan manusiawi (The human relation movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Anggapan dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya, atas dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendefinisikan “suatu organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama.
- Teori modern ditandai dengan ahirnya gerakan contingency yangdipelopori Herbert Simon, yang menyatakan bahwa teori organisasi perlu melebihi prinsip-prinsip yang dangkal dan terlalu disederhanakan bagi suatu kajian mengenai kondisi yang dibawahnya dapat diterapkan prinsip yang saling bersaing. Kemudian Katz dan Robert Kahn dalam bukunya “the social psychology of organization” mengenalkan perspektif organisasi sebagai suatu sistem terbuka. Buku tersebut mendeskripsikan keunggulan-keunggulan perspektif sistem terbuka untuk menelaah hubungan yang penting dari sebuah organisasi dengan lingkungannya, dan perlunya organisasi menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah jika organisasi ingin tetap bertahan
Hubungan Antara Manajemen, Organisasi dan Tata Kerja
Untuk
hubungan manajemen organisasi memiliki hubungan yang sangat erat organisasi
yang baik untuk mencapai tujuanya perlu manajemen yang baik begitupun
sebaliknya untuk mendapatakan manajemen yang terbaik diperlukan sebuah organisasi
yang memiliki orang-orang yang terampil, kreatif serta mampu bekerja secara tim
untuk mewujudkan cita-cita yang ingin dicapai oleh organisasi. Walaupun sudah
memiliki organisasi serta manajemen yang baik masih dibutuhkan satu lagi
sebagai pelengkap yakni metode, metode sendiri dimaksudkan sebagai alat yang
digunakan sebuah organisasi untuk mencapai tujuanya.
Organisasi juga berhubungan sebagai sistem kerjasama dan proses pembagian tugas. Selain itu juga hubungan organisasi memiliki sistem tata kerja :
- Tata hubungan pribadi
- Tata hubungan formal
- Tata hubungan informal
- Tata hubungan langsung
- Tata hubungan tidak langsung
- Tata hubungan vertikal (up/down ward)
- Tata hubungan horizontal
- Tata hubungan diagonal (up/down ward diagonal)
Sehingga dapat diambil kesimpulan apabila organisasi,
manajemen dan metode tata kerja dilakukan dengan kerjasama yang baik, pemanfaatan
sumber-sumber dan waktu yang ada dapat dilakukan secara tepat dan lebih
terkoordinir sesuai dengan proses kegiatan yang ditetapkan maka untuk mencapai
tujuan akan dapat hasil yang lebih efsien dan efektif serta lebih maksimal.
Karena ketiganya jika dilakukan sesuai dengan tugasnya maka hubungan timbal
balik itu akan saling menguntungkan untuk ketiganya.
http://hendi-shandy.blogspot.com/2012/03/sejarah-organisasi.html
http://agungzetiadji.blogspot.com/2012/10/teori-organisasi.html
http://megasuryonop.blogspot.com/2012/03/hubungan-organisasi-manajemen.html
Comments
Post a Comment